Cari Blog Ini

Minggu, 02 Juni 2013

Diskon Kebijakan dan Kebijakan Gratis


[Mohon maklum jika artikel nya jelek,newbie gan :)]
Ketika pemilu hendak berlangsung banyak para calon yang berucap manis di depan para pemilih, menjanjikan berbagai macam kebijakan. Kebijakan yang sedang trend saat ini adalah kebijakan yang bernuansa ‘menurunkan harga’ dan kebijakan yang memiliki label ‘gratis’. Di atas kemiskinan masyarakat Indonesia tentulah label “GRATIS” tersebut sangat mempengaruhi pemikiran hingga masyarakat tertarik untung menyumbangkan suaranya dengan harapan permasalahan yang ada di dalam masyarakat dapat di tangani dengan segera melalui kebijakan yang di janjikan. Namun kebijakan tersebut terkesan hanya untuk menaikkan nama bagi sang calon. Ketika sudah terpilih dan menjabat, maka kebijakan tersebut patutlah difikirkan kembali. Pertimbangan kembali untuk merealisasikan kebijakan dapat berupa :
1.      Kecocokan dana dengan kebijakan yang harus di realisasikan, yang nantinya jika harus di realisasikan maka akan ada anggaran lain yang menjadi tumbal untuk dikurangi jumlahnya. Pertumbalan akan bagus jika memang anggaran tersebut tidak memiliki peran sentral dalam pembangunan atau dalam jalannya birokrasi, namun hal tersebut akan menjadi suatu kesalahan yang di sengaja ketika anggaran yang di tumbalkan memberikan dampak negatif terhadap kegiatan penting yang harusnya di danai dengan anggaran tersebut. -yc-
2.      Dampak apa yang ditimbulkan jika terjadi hal yang tidak di inginkan atau hal yang tak terduga. Untuk menambah suatu kebijakan haruslah memikirkan terlebih dahulu dampak dari kebijakan terebut. Sesuaikah kebijakan tersebut untuk semua kalangan, apakah semua kalangan menerima kebijakan yang akan direalisasikan, tindakan apa yang harus dilakukan ketika hal yang tidak terduga terjadi dan mempengaruhi kebijakan tersebut. Untuk contoh, saya pinjam nama Jokowidodo. Ketika mencalon, beliau menjanjikan untuk memberikan kartu Jakarta Sehat yang dapat digunakan untuk berobat di Rumah Sakit di Jakarta. Setelah terpilih, kebijakan tersebut memang direalisasikan namun imbasnya ketika kebijakan tersebut berjalan, beberapa pihak rumah sakit yang menjadi mitra kebijakan menyatakan mundur dan tidak menerima pasien yang menggunakan KJS. -yc-
3.      Para raja-raja (baik raja kecil maupun raja besar) di negeri ini akan mempertimbangkan keuntungan pribadi atas kebijakan yang akan direalisasikan. Merupakan suatu rahasia umum yang tidak perlu di buat meledak bahwa di negeri tercinta yang melarat ini memiliki banyak raja kecil dan raja besar yang harus selalu mengisi mulut dan perutnya ketika duduk di singgasana emas. Tentunya juga untuk keperluan penyokong dan pendukung untuk sekedar balas jasa. -yc-
Berbagai pertimbangan tersebut difikirkan secara matang oleh pejabat terpilih sehingga output nya berupa kebijakan tersebut direalisasikan atau batal terealisasi namun dengan cap “ingkar janji” oleh para rakyat yang di hebohkan oleh para pers. -yc-
Akan lebih bagus jika kebijakan tersebut tidak terealisasi jika banyak hal merugikan yang akan terjadi, meskipun mulut harus berbusa untuk meminta maaf kepada masyarakat. Jika kebijakan yang banyak mengandung mudharat tidak direalisasikan maka permasalahan administrastif, birokrasi dan permasalahan anggaran dapat dihentikan. Permasalahan dengan rakyat saya rasa lambat laun akan menjadi permasalahan yang semu, namun tentunya dengan balasan kebaikan yang harus di ciptakan untuk meredakan rasa kecewa rakyat. -yc-
Yang menjadi masalah adalah ketika kebijakan mudharat tersebut direalisasikan, maka berbagai macam masalah akan menghingggapi di tiap-tiap sendi pemerintahan. Saya ambil contoh lagi ketika pemerintahan SBY. -yc-
KEBIJAKAN SUBSIDI BBM → MASYARAKAT TERBIASA → APBN JEBOL → ???????
SBY mengambil jalan untuk memberikan subsidi pada BBM yang dibebankan kepada APBN sehingga harga BBM di Indonesia menjadi terjangkau untuk masyarakat. Tentunya masyarakat senang dan menerima dengan baik kebijakan pro rakyat dari SBY dan akhirnya masyarkat terbiasa dengan BBM yang murah. Tanpa pikir panjang banyak masyarakat berniat untuk membeli kendaraan, karena hitung-hitung dengan menjadi tukang ojek pun dapat melunasi angsuran motor, karena pengeluaran dari sisi bahan bakar menjadi kecil. Ketika masyarakat sudah terbiasa dengan BBM murah, kontrol dari Negara adidaya pun mulai bekerja sehingga terjadi ketidakstabilan harga minyak mentah dunia yang berimbas pada Negara kecil Indonesia. Subsidi BBM yang di bebankan pada APBN menjadi bom waktu yang walaupun ditunda namun akan tetap meledak. Pilihan yang lebih masuk akal adalah menaikkan harga BBM untuk mengamankan APBN, namun pilihan tersebut banyak mendapat aksi kontra dari masyarakat, hal tersebut terbukti pada rencana kenaikan BBM pertama yang mengakibatkan banyak aksi demo, terpaksa SBY menundak meledaknya bom waktu tersebut. Kini kemungkinan pemerintah sudah bertekad bulat untuk mencabut subsidi namun dengan berbagai macam pemanis untuk masyarakat.-yc-
Dalam perkuliahan di kenal istilah forecasting untuk kebijakan, maka menurut saya alangkah baiknya jika sebelum ada output yang berupa kebijakan, lakukan dahulu forecasting untuk dapat mengetahui dampak dari penerapan kebijakan tersebut. Dan setelah mengetahui dampak positif dan dampak negatifnya, maka dapat diambil suatu plan A, plan B, dan seterusnya, harus ada step A, step B, dan seterusnya sehingga jika terjadi hal diluar kendali maka ada rencana berikutnya untuk meredam dampak negatif yang timbul yang dilaksanakan dengan langkah-langkah yang sudah ditentukan agar tidak terjadi kesalahan saat penanganan. Apa itu forecasting ? akan saya bahas pada entri berikutnya.-yc-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar